Kamis, 04 September 2014

sinopsis Memogana


HargaRp 59,000,
save 14%
BeliRp50,740,-
( Stok Tersedia )

TeenLit
Memogana

oleh Bella Hutabarat
Penyesalan karena meninggalkan Momo membuat Nata menutup diri selama sepuluh tahun. Ia terpaksa pergi karena harus mengikuti orangtuanya pindah ke Amerika.
Bertahun-tahun memendam rindu, akhirnya ia memutuskan kembali ke Jakarta untuk mencari Momo dengan masuk ke sekolah yang sama dengan cowok itu.
Namun di tengah pencariannya ia malah bertemu Fio yang anehnya berhasil mengembalikan senyum dan tawa Nata sejak berpisah dengan Momo. Ia hampir jatuh cinta pada Fio saat akhirnya ia menemukan kembali Momo-nya.
Semua rindu akhirnya terbalaskan. Tapi... mengapa sahabatnya itu malah tidak mengingat Nata sama sekali?
“Novel ini menggambarkan kehidupan remaja yang berbeda daripada umumnya. Memang masih berkutat di sekitar kenangan masa kecil yang penuh percintaan dan persahabatan. Namun Bella berhasil menunjukkan perbedaan yang unik dengan menghadirkan realita kehidupan yang penuh kedewasaan dan jarang ditemukan pada remaja umumnya. Sangat menarik.”
— Muhammad Wahyuni Nafis; Madania Indonesian School with World Class Standard Director
“Membaca Memogana mengembalikan ingatan saya pada kenangan remaja. Ada manis, asam, dan ada asin. Kenangan itu mengalir lewat permasalahan dan karakter yang ada; keduanya benar-benar mendapatkan ruang untuk menentukan isi cerita pada buku ini."
— Adam Hermawan; Guru Sekolah Madania, Mantan wartawan Tribun Manado
“Memogana merombak memori saya untuk mengolah kembali kenangan yang membuat cerita ini begitu dekat.”
— Nurulita Marla; Mahasiswi Binus Univeristy Jurusan Film
“Seru ceritanya, ending-nya tak terduga. Bikin makin penasaran bacanya dan nggak bisa berhenti baca. Great story!"
— Nessa Tiara; Alumni LSPR, jurusan komunikasi (PR)

DETAIL

Judul Memogana
Seri TeenLit
ISBN/EAN 9786020302928 / 9786020302928
Pengarang Bella Hutabarat
Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Terbit 1 Mei 2014
Pages 304
Berat 234 gram
Dimensi(mm) 135 x 200
Tags cinta,novel,remaja,roman,sahabat,teenlit
Kategori Fiksi

Senin, 07 Juli 2014

Diam itu apa

Diam itu apa?  dan untuk apa?  apa mungkin ada arti tersendiri?  atau hanya sekedar kata. Atau APA? 

Kenapa harus diam padahal ada waktu untuk bicara? 
Kenapa musti diam?
KENAPA?
Diam itu apa?

Ahh lupakan itu hanya iklan yang ingin ikut masuk eksis, malam para Blogger para pembaca novel para penggalau .

Diam, simpel tapi membuat kita bingung yakan? 
Dan yaaa wassalam di

Selasa, 17 Juni 2014

sinopsis Winter in Tokyo





Ishida Keiko, blasteran Indonesia-Jepang yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura Kazuto, nama tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk melupakan Yuri—sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya—yang akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Apartemen mereka yang berhadapan, semakin mempererat hubungan keduanya.

Keduanya tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Apalagi setelah ia pada akhirnya bertemu dengan Kitano Akira yang sesungguhnya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya terhadap Keiko. Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan begitu salah.

Kemudian, Kazuto kehilangan ingatan. Meninggalkan lubang besar dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke Tokyo—saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik kenangannya selama sebulan di Tokyo. Saat itulah Keiko menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan. Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa bohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun, Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin intim. Semua terasa begitu salah. Bagaimana takdir bisa mempermainkan keduanya sedemikian rupa?

Review

Hai. Saya kembali dengan karya Ilana Tan. Pernah denger Summer in Seoul?Autumn in Paris? Yup, itu karangan Ilana Tan. Kali ini Ilana Tan kembali mengeluarkan bukunya yang berjudul Winter in Tokyo. Hampir lengkap lho. Kita hitung aja, sudah ada tiga buku bertemakan masing-masing musim. Winter, Autumn, Summer. and next on, saya yakin judulnya bakalan Spring in Somewhere. Hohoho... Nggak perlu orang jenius untuk nebak, ya kan? 

Sebelumnya saya sudah pernah mengulas sedikit mengenai Summer in Seoul (klik untuk membaca reviewnya). Buku pertama atau keduanya mbak Ilana ya? Yah, pokoknya saya melewatkan Autumn in Paris karena belum sempet aja. Dan ketika saya menemukan ada Winter in Tokyo nganggur di rentalan, langsung saya ambil deh. Berikutnya, ketika saya membaca, saya agak sedikit menyesal karena tokoh dalam novel ini masih memiliki sedikit korelasi dengan buku sebelumnya (Autumn in Paris, red). Tapi semoga tidak begitu banyak karena saya akan merasa sangat bersalah telah melompati urutan.

Dalam Winter in Tokyo, ceritanya bersetting di Tokyo. Sama seperti Summer in Seoul, tokoh wanitanya dibuat sebagai seorang gadis blasteran Indonesia (mungkin hal yang juga sama terjadi dalam Autumn in Paris). Winter in Tokyo menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga seperti novel Summer in Seoul. Setiap karakter memiliki pemikirannya sendiri. Istilahnya, apa yah. Saya sendiri kurang tahu mengenai istilah seperti ini. 

Masing-masing tokoh diberi kesempatan untuk mengekspresikan pikirannya namun Ilana Tan tetap menggunakan sudut pandang pengarang sebagai orang ketiga. Gaya bahasa Ilana Tan dalam Winter in Tokyo ini mirip novel terjemahan. Kata-kata baku dan kalimat khas novel terjemahan. Tidak memiliki ciri khas seperti Andrea Hirata dengan tetralogi Laskar Pelanginya atau ciri khas penulis-penulis teenlit yang menggunakan bahasa sehari-hari. Tapi, alurnya enak diikuti. Ide ceritanya menarik. Setting yang lain dari novel produk negeri kebanyakan. Dan saya sekali lagi jatuh cinta pada karya Ilana Tan. Dan lebih dari itu semua, saya sangat suka dengan penuturan kisah menggunakan kalimat baku yang terstruktur. Entah kenapa, walau saya juga menikmati teenlit, saya agak kurang sreg dengan gaya bahasa tanpa EYD itu. Poin plus buat Ilana Tan dari saya.

Meski begitu, tidak dapat dipungkiri, penokohan Ilana Tan dalam Winter in Tokyo kali ini, walau pun lebih baik dari penokohan dalam Summer in Seoul, saya rasa masih kurang kuat. Karakter seorang Keiko yang memiliki imajinasi berlebihan hingga menimbulkan kecemasan cukup kuat, namun lainnya itu saya merasa semua tokoh serupa tapi tak sama. Cuma samar. Tidak ada yang membekas di hati. Profil Kazuto—dari segi fisik—juga tidak jelas, berapa tingginya, warna kulitnya, ciri khas fisiknya (apakah bercodet, memiliki lesung pipi, tampan, bermata coklat, dsb) tidak di deskripsikan Ilana Tan dengan baik. Begitu juga dengan penggambaran dari sisi fisik tokoh lainnya. Memang Ilana Tan memberi gambaran mengenai warna rambut, mata lebar, dan sebagainya, tapi saya merasa masih ngambang (maksudnya kurang kuat dan tidak berkesan). Jadi saya hanya melihat cetak samar abu-abu pada gambaran tokoh lain selain Keiko. Hanya sekedar serentetan nama dan sosok kabur saja.

Ide cerita Ilana Tan selalu menarik. Hanya saja kurang di gali lebih dalam. Pernah tidak membaca novel yang saking dalamnya penulis menceritakan alurnya dengan kata-kata yang tepat, hati kita meringis bagai di peras dan ingin menangis? Well, saya pernah. Tidak perlu saya sebutkan judulnya apa saja. yang pasti, ketika saya baca, saya langsung tenggelam dan dapat menyelemai karakter tokoh. Bagaimana perasaan saya teriris, hancur, terenyuh pada saat yang bersamaan saat membacanya. Hingga butiran air mata merembes dan jatuh dari pelupuk. Padahal dari segi cerita biasa saja, katakanlah umum. Tapi pengarang mampu mendeskripsikannya sedemikian rupa hingga mampu membawa pembaca menyelami perasaan tokoh itu. Saya rasa, pengarang yang bisa melakukan itu(menghanyutkan perasaan pembaca, red) sudah pasti pengarang yang hebat sekali. Semoga Ilana Tan bisa lebih baik lagi dan mampu membuat saya terhanyut dalam novel berikutnya. Karena saya sangat suka dengan karangan Ilana Tan. :D

Winter in Tokyo ini saya beri tiga bintang dari lima bintang. Untuk pembaca yang lain, jika ingin mengetahui apakah Mbak Ilana Tan mampu membawa Anda menyelam ke dalam tokohnya, silakan baca sendiri bukunya. Hehehe..

Cinta Yang Tak Terduga


Judul Buku       : OMAiGAT (Gantengnya Ketua OSIS Gue)
Pengarang        : Ribka Adelina
Penerbit             : Media Pressindo
Tahun Terbit    : 2011
Cetakan             : Pertama 2011
Tebal Buku       : vi + 134 halaman
Harga                : Rp 19.500,00


Cinta datang saat tak terduga. Datang dengan sendirinya tanpa ada yang meminta. Memberi kehangatan dengan tulus tanpa rasa pamrih. Tapi cinta juga yang membuat mereka yang merasakan bingung, gundah, takut kehilangan seseorang yang dicintainya. Bahkan cinta mampu membuat orang menjadi gila dan stress karena memikirkan seseorang dan melakukan tindakan yang tidak disangka.
Perasaan ini pun hadir dalam kehidupan Aga, seorang cewek baru memasuki dunia SMA. Tanpa ia sadari banyak hal yang menimpa hidupnya ketika menjadi anak yang barugede (ABG). Seperti teman-teman yang lain, ia pun penasaran dengan ketua OSIS di sekolah barunya. Karena pesona ketua OSIS sudah terkenal di sekolahnya. Ganteng, atletis, tegas, pintar itulah gambaran ia dapatkan dari khayalan ditambah cetita dari anak-anak lainnya. Namun cinta akan menemukan jalannya sendiri. Siapa sangka ketua OSIS yang ia dambakan ternyata orang terdekatnya.
Kisah ini dimulai ketika ia MOS untuk pertama kalinya. Aga merasakan kekesalan karena ulah anak OSIS yang ia sebut mak lampir dan Egit, abangnya tersayang. Malam pukul 8 tepat, Aga membuka acara Ughct-acht yakni acara curhatan ala Aga dan Alfri, tetangganya. Aga menceritakan semuanya pada Alfri dengan ekspresi yang cepat berubah. Tak lupa Aga bertanya tentang ketua OSIS pada Alfri. Namun tanggapan Alfri berbeda dengan cerita Aga tentang ketua OSIS. Aga pun bingung dengan sikap Alfri. Dan esoknya, semua terungkap. Tak disangka, ketua OSIS yang keren itu ternyata Alfri, sahabat dekat Aga. Aga pun tersontak kaget dan pingsan. Dan membuat hubungan Aga dan Alfri rusak karena kebohongan Alfri sendiri.
Tak disangka Aga akan semarah ini pada Alfri. Alfri pun berusaha untuk berbaikan dengan Aga. Selama 3 hari Aga hanya bungkam dan tidak ingin bertemu Alfri. Dan Aga pun luluh karena tingkah Alfri. Disaat berbaikan Aga seperti tersambar petir karena Alfri mengucapkan rasa sayangnya Alfri pada Aga adalah rasa sayang pada seorang adik. Sontak Aga pun terpukul dan merasa dipermainkan. Alfri pun tak mengerti dengan sikap Aga yang berubah cepat. Tapi dengan rasa cinta yang besar pada Aga, Alfri mampu membuat supriseterindah untuk ulang tahun Aga. Disaat itulah cinta Alfri dan Aga bersemi dengan indah. Akankah Aga menerima Alfri sebagai pacar barunya?
Semua kisah cinta dua sejoli itu akan terungkap di novel ini. Alfri, cowok ganteng sang ketua OSIS dan ketua tim basket sekolahnya ini dapat takluk oleh seorang cewek yang baru menginjak ABG. Seorang Aga yang sifatnya masih labil dan keras kepala ini tetap disayang dan dicintai dengan tulus oleh Alfri beserta keluarganya. Namun perjalanan cinta Aga dan Alfri tidak semulus yang dipekirakan. Banyak pertengkaran yang mereka lalui. Mulai dari kecemburuan Aga yang berujung kesalahpahaman hingga perkataan buruk dari cewek bernama Gladys yang dianggap mak lampir oleh Aga. Namun karena rasa cinta kuat Alfri pada Aga, mereka dapat melaluinya.
Novel ini mengajarkan kita mengenai ketulusan cinta seseorang. Walaupun tokoh utama ini memiliki sikap yang belum dewasa atau masih kekanak-kanakan, namun sang kekasih bisa memahaminya dan mencintainya dengan tulus. Alfri merupakan sosok lelaki yang mungkin diimpikan cewek-cewek pada zaman sekarang. Dengan adanya tokoh Aga ini, membuat cerita ini makin menarik karena sifatnya yang masih begitu labil tapi memiliki pasangan yang berbeda 180 derajat dengan sifat yang ia miliki. Cerita ini menyadarkan kita bahwa cinta itu tak memandang siapa pun dan bagaiman pun sifat orang itu. Karena cinta akan mengalir dengan sendirinya. Sayangnya novel ini tipis, hanya ada 134 halaman sehingga para pembaca kurang puas membaca karena cerita berhenti sampai disana. Padahal jika dikembangkan maka akan membuat para pembaca akan penasaran akan ceritanya. Walaupun begitu novel ini tetap menari untuk dibaca untuk para ABG yang mulai belajar mengenai cinta. Dan juga bahasa novel ini sangat cocok untuk anak zaman sekarang.

RESENSI NOVEL DIA TANPA AKU




1.    Identitas Novel
Judul                    : Dia Tanpa Aku
Pengarang             : Esti Kinasih
Penerbit               : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit        : Januari 2008
Kota terbit           : Jakarta
Jumlah Halaman   : 280 halaman
Cetakan ke          : Kedua, Februari 2008
Tebal buku           : 20cm

2.    Kepengarangan
Tentang penulis :
          Esti Kinasih lahir di Jakarta, 9 September 1971, yaitu anak sulung dari 3 bersaudara. Cewek Virgo ini punya hobi menulis, jalan-jalan, naik gunung, mengoleksi baju kaos bergambar Jeep dan mengoleksi prangko.
Dia, Tanpa Aku adalah novel keempat Esti, setelah Fairish (2004) yaqng menjadi novel teenlit yang paling banyak di baca dan oplahnya menembus angka 10.000 copy, berikutnya novel yang berjudul Cewek!!! (2005) yang juga laris manis, dan Still (2006) yang merupakan sekuel cewek. Cewek yang punya prinsip hidup easy going ini tetap terobsesi mendaki puncak Himalaya.

3.    Sinopsis
Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia mau menunggu Citra masuk SMA, maka dari itu sepulang sekolah Ia selalu mengajak sahabatnya, Andika ke sekolah Citra untuk mengamati Citra dari kejauhan. Segala informasi-informasi seputar Citra seperti hobi, cita-cita dan bahkan foto tersimpan di buku catatannya. Setiap hari Ronald selalu membaca catatannya hingga Andika pun bosan mendengarnya.
Suatu hari Ronald mengajak Andika karena rasa penasaran Andika dengan gebetan sahabatnya itu. Sepulang sekolah Ronald dan Andika bergegas ke sekolah citra untuk menyaksikan Citra keluar dari gerbang sekolahnya. Citra pun keluar dari gerbang sekolahnya dengan rambut yang di ikat ekor kuda dengan ikatan yang acak-acakan, tapi Ronald menyukainya. Keisengan Citra lah yang mempertemukannya dengan Ronald, tapi hanya sebatas pertemuan dan Citra tidak sempat tau nama Ronald, karena waktunya berdesakan sebelum akhirnya Ia di tangkap temannya. Tapi Ronald sangat senang karena diberi waktu untuk menolongnya dari keisengannya.
Waktunya menyambut Citra di SMA untuk mengungkapkan isi hatinya telah di persiapkannya dengan menabung uang untuk membeli baju dan sepatu khusus yang akan di persembahkannya untuk Citra, bahkan Ia rela membawa lontong dan bakwan udang ke sekolah untuk di jual kepada teman-temannya. Ia tak pernah merasa malu dengan tas di pinggang sambil berpromosi. Semua ini dilakukannya hanya untuk Citra. Hanya untuk nya. Ia tak mau hanya karena penampilannya nanti akan menghancurkan harapannya yang telah di pupuknya selama berbulan-bulan. Ronald pun selalu meminta sahabatnya itu membayar makan siangnya. Pokoknya Ronald hanya bisa membayar ongkos bus ke sekolah, selebihnya ngutang deh. Biarpun begitu, Andika selalu berbaik hati menolong Ronald, walaupun uang bulanannya selalu habis sebelum tanggalnya.
Saat yang di tunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA. Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk ke SMA yang sama dengan adiknya, Reinald dan sekelas pula. Ronald pun selalu menjaga gerak-gerik adiknya agar adiknya tak menyukai gebetannya itu. Hingga akhirnya Ronald berpesan pada Reinald untuk selalu membebaskan Citra dari segala hukuman dan keisengan teman-temannya, pokoknya secara tidak langsung Ronald memperlakukan adiknya sebagai Bodyguard Citra, dan adiknya agak sedikit protes melihat perlakuan abangnya itu.
Suatu hari Ronald memutuskan untuk menemui Citra alasannya karena Ia takut keburu direbut orang. Di rumah Ia mempersiapkan ancang-ancang untuk kerumah Citra di temani oleh sahabatnya dan adiknya. Penampilannya di sertai balutan kaos dan jins biru tentu saja PERFECT di mata para cewek yang melihatnya. Ronald tersenyum puas saat melihat penampilannya, ternyata tidak sia-sia Ia menabung hanya untuk kelihatan perfect di mata Citra. Namun keinginan dan harapan Ronald untuk menemui Citra tidak terwujud. Di temani Andika, Ronald pergi ke rumah Citra. Tepat di depan gang rumah Citra, Andika menyerahkan buket bunga yang masih mekar. Usai itu Ronald berbalik dan semuanya seakan menjadi hitam, kelam dan tenggelam. Ronald tewas ketika mobil sedan dengan kecapatan maksimum datang dari arah yang tak di duga. Buket bunga itu tercampak dan hanya mawar putih yang tergenggam di tangan Ronald. Sesaat sebelum tubuh Ronald menghantam kerasnya aspal jalan, Andika menangkap tubuh sahabatnya dan memeluknya sekuat-kuatnya. Namun sekuat apapun pelukannya, takkan pernah menghalangi kematian sahabatnya itu.
Sejak kematian Ronald, Andika sangat terpukul. Semua lelucon,cerita, tawa menjadi hilang terbawa angin. Andika seperti orang yang baru saja kehilangan separuh dari tubuhnya. Bahkan guru lebih sering mendapatinya dalam keadaan melamun dan menangis. Begitu juga Reinald, adik Andika. Kematian Ronald diumumkan pihak sekolah Reinald melalui pengeras suara. Namun karena baru satu hari di sekolahnya yang baru, maka hanya segelintir orang yang datang untuk melayat. Citra adalah salah satu orang yang tidak ikutan melayat. Sempat timbul kebencian di hati Reinald pada Citra. Reinald selalu menganggap kalau Citra lah yang membunuh abangnya. Namun Andika selalu menyadarkannya dari anggapannya itu.
Dua hari kemudian, Reinald masuk sekolah dengan mata yang masih bengkak. Satu persatu temannya datang untuk mengucapkan belasungkawa termasuk Citra. Kebencian Reinald mulai membara ketika Citra berdiri di hadapannya, tetapi sebelum Citra berbicara. Ia mengajak Citra untuk datang kerumahnya. Dengan perasaan berat, Citra menerima ajakannya. Di rumah Reinald mengingatkan Citra kembali pada Ronald dengan menyerahkan foto Ronald, karena sebelumnya Ronald pernah menolong Citra karena keisengannya. Namun Citra sedikit pun tidak mengingat wajah itu. Sebelum Citra pulang, Reinald memberi buket bunga yang sudah layu dan rusak. Citra kembali bingung, lalu Reinald lansung menggandeng tangan cewek itu untuk mengantarnya pulang.
Malamnya Reinald menelepon Andika untuk memberi tau mengenai Citra yang sama sekali tidak ingat dengan Ronald. Awalnya emosi Reinald masih normal, tapi karena mengingat Citra yang sama sekali tidak mengetahui wajah itu, Reinald menjadi drop dan emosional. Telepon itu dimatikannya dan Ia bergegas ke kamar abangnya. Dipandangnya secarik kertas yang berisi semua tentang citra. Mulai dari tempat tanggal lahir, golongan darah, alamat rumah, hobi, warna favorit, makanan dan minuman favorit, lagu, grup band favorit sampai binatang peliharaan favorit terangkum rapi di kertas itu. Berikut data-data Citra yang lebih spesifik lagi. Namun beberapa saat kemudian, suasana kamar itu seperti kelam disertai aliran air mata Reinald.
Esoknya Ia melihat Citra duduk bersama Roni sementara Ia duduk bersama Loni. Reinald langsung menghampiri Roni untuk meminta agar Ia pindah ke bangkunya dan Reinald duduk bersama Citra. Ini dilakukannya karena sesuai permintaan abangnya untuk menjaga Citra selalu.
Hari demi hari di lewati Citra di temani Reinald. Tidak pernah sedikit pun Citra lepas dari pengetahuaanya. Andika selalu menjemput Citra saat akan pergi kesekolah, ke kantin selalu bersama bahkan ke toilet. Kadang-kadang temen mereka juga bingung melihat sikap Reinald bahkan ada yang mengira mereka pacaran. Sebab Citra selalu di perhatikan Reinald, selalu di sms atau di telepon setiap jam. Kadang-kadang Citra bosan dan ingin memberontak, tetapi Reinald tak merespon itu.
Suatu hari Citra lupa membawa buku cetak Pendidikan Kewarganegaraan. Citra langsung panik. Keringat dingin mulai mengucuri tubuhnya. Bu Emi terkenal dengan antipati dan kemarahannya kalau ada murid yang tidak membawa buku cetak sewaktu pelajarannya. Ia tidak peduli apapun alasannya. Bell masuk berbunyi di susul masuknya Bu Emi ke kelas. Reinald menyodorkan buku cetaknya pada Citra. Sambil memikirkan alasan, Reinald mencoba mencari akal untuk terbebas dari hukuman. Namun semuanya berhenti ketika Bu Emi melirik Reinald dengan satu buku catatan dan pulpen. Reinald tertatih kedepan kelas dan bersiap menerima segala hukuman. Dengan nada keras Bu Emi mengusir Reinald ke luar kelas. Melihat itu, Citra merasa bersalah. Disusul dengan perasaan tak berdosa, Reinald berjalan ke luar kelas. Usai pelajaran itu, Citra menemui Reinald yang sedang bersantai di balkon kelas. Tapi Citra tidak menemukan kesedihan Reinald karena di usir oleh Bu Emi. Jadi Ia membatalkan permintaan maafnya.
Kejadian sama kembali dialami Reinald. Kali ini Ia yang lupa membawa buku cetak Pendidikan Kewarganegaraan bahkan disertai dengan buku catatan dan buku PR. Citra mengusulkan agar Reinald mengaku pada Bu Emi. Reinald langsung membantah. Akhirnya Reinald dipanggil kedepan kelas. Bu Emi tidak lupa bahwa murid yang di hadapinya adalah murid yang sama dengan alasan tidak membawa buku cetak beberapa waktu lalu. Kemarahan Bu Emi tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Dengan satu kalimat yang berisi bahwa Reinald dibebaskan sewaktu pelajarannya selama sebulan. Kalimat singkat itu terdengar buruk di mata Citra dan teman-temannya tetapi tidak dengan Reinald. Ia merasa hidupnya indah tanpa pelajaran itu.
Hari-hari dihadapi Citra dengan senyuman di temani Reinald. Kini Ia tidak takut keisengannya membuat Ia sial. Karena ada Reinald yang selalu berada di sampingnya. Namun bayang-bayang Ronald terus mendatangi Reinald. Ia tak kuat dan tak mampu mengingat peristiwa itu apalagi Citra penyebab utama kematian abangnya. Kadang ada persaan Reinald untuk tidak dekat pada Citra. Tetapi bayang-bayang untuk kemudian hilang dan digantikan dengan pesan Ronald padanya untuk selalu menjaga Citra. Kedua perasaan yang saling berlawanan itu terus menghantuinya. Ia sering kalut dan gelisah memikirkannya tetapi tak pernah ada jalan untuk Ia bisa keluar dari perasaan itu.
Akhirnya Ia memutuskan agar tidak dekat pada Citra. Mulai dari berangkat sekolah, ke kantin, duduk dan aktivitas lain yang biasa mereka lakukan bersama kini tidak lagi berjalan dengan kebersamaan. Reinald selalu mencari alasan agar Ia tidak dekat dengan citra. Hingga Citra merasa bingung dan kesepian. Suasana kelas yang dulu ramai dan penuh dengan tawa, tepuk tangan, senyuman kini terpecah menjadi kesendirian. Teman-temannya juga memperhatikan perubahan Reinald yang besar itu pada Citra. Kadang mereka bertanya pada Reinald atau Citra, namun tak sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Citra pun tidak berani menunjukkan keisengannya lagi. Karena Ia tau, penyelamatnya kini sudah berubah menjadi seseorang yang asing. Sangat asing.
Kesendirian itu tidak berlansung lama saat Reinald menyadari bahwa bukan Citra penyebab kematian abangnya. Suasana yang dulu sempat dirindukan Citra kini kembali terwujud. Suasana yang ceria bersama Reinald. Hingga pada suatu saat, Reinald mengajak Citra ke rumahnya untuk belajar bahasa inggris karena ada ulangan selain itu juda Reinald tau kalau bahasa inggrisnya citra itu parah banget. Citra datang ke rumah Reinald sambil menggenggam buku bahasa inggris. Ternyata bukan Cuma mereka berdua di rumah melainkan ada Andika juga. Citra dan Andika berjalan ke arah kamar Reinald disusul dengan Reinald yang membawa nampan dengan gelas berisi lemon tea. Dengan posisi duduk bersila menghadap meja belajar yang rendah dengan membuka buku bahasa inggris yang sudah terbuka. Tapi sebelumnya Citra menyuruh Reinald menyetel radio. Dengan malas Reinald meminjam radio ke kamar Bi Minah, pembantunya.
Sekembalinya Reinald, Citra masih dalam posisi bersantai tanpa menoleh sedikit pun ke buku. Reinald mulai memutar-mutar turning. Tiba-tiba gerakan tangannya berhenti. Samar-samar di dengarnya lagu Gleen-Dewi yaitu lagu kesukaan abangnya. Di besarkannya volume radio itu walaupun Citra mengeluh dan ingin menukarnya. Namun Reinald tak meresponnya. Ketika lagu itu berakhir, suara sang penyiar cewek lansung membuka pembicaraan. Ia memberi tau bahwa ada tamu di studionya yang di undang atas permintaan pendengar. Dan selama setengah jam kedepan, tamu itu akan menceritakan tentang kisah pahitnya. Mendengar itu, Reinald seperti dihantam dengan keras dan Ia tersentak sesaat tubuhnya diam menegang. Apalagi ketika sang tamu mulai mengeluarkan kata demi kata. Suara itu seperti tidak asing di telinga Reinald. Suara itu persis dengan suara almarhum abangnya. Suara itu membekukan aliran darah Reinald dan Andika. Merenggut setengah kesadaran mereka. Namun mereka tau kalau orang yang sudah meninggal itu tidak mungkin hadir kembali ke dunia. Tetapi kini yang sedang berada di studio adalah seseorang yang persis dengan almarhum abangnya. Sang tamu itu mulai menceritakan kisah cinta pertamanya yang tidak pernah terwujud dan juga bercerita tentang adik lelakinya. Ia memiliki gebetan bernama Devi bukan Citra. tetapi Nama lengkap Citra adalah Citra Devi. Semua yang di ucapkan sang tamu itu persis sama dengan kehidupan Ronald. Sesaat setelah cerita itu berakhir, Samar-samar terdengar lagu yang sama ketika di awal perjumpaan tadi disusul dengan suara sang penyiar yang mengatakan siapapun yang ingin berinteraksi langsung dengan sang tamu, ada satu nomor telepon yang bisa dihubungi.
Citra menekan tombol hp nya sesuai dengan nomor yang telah disebutkan. Sementara Reinald dan Andika masih pucat pasi menyaksikan hal aneh itu. Di deringan pertama, sang tamu langsung menjawab Citra. Mereka berbicara sangat akrab. Ketegangan Reinald bertambah saat Citra memberi hp nya pada Reinald dari perintah sang tamu. Awalnya Citra bingung tapi akhirnya rasa bingung itu sirna. Di telepon sang tamu berpesan agar selalu menjaga Citra dan sang tamu juga bilang bahwa Ia sayang dengn Reinald. Kata-kata itu jelas berarti bahwa tamu itu adalah Ronald, almarhum abangnya. Telepon itupun langsung terputus. Acara di rdio itu berakhir. Kembali lagu yang sama di putar. Kemudian hening. Reinald dan Andika tersadar. Keduanya mengguncang-guncang radio itu. Mereka periksa kabel. Masih bagus. Namun stasiun radio itu menghilang. Keduanya langsung teringat nomor telepon tadi. Namun hasilnya sama. Nomor tersebut belum terpasang. Seketika Reinald menangis tanpa suara. Andika duduk pucat. Sementara Citra menatap bingung keduanya.
Keesokannya Reinald mengajak Citra ke makam abangnya. Reinald menjelaskan semuanya kepada citra. Tapi Citra hanya bisa diam membungkam. Mereka hanya bisa menyampaikan doa bagi seseorang yang kini dipeluk bumi dan tidur dalam diam.
    Keunggulan buku
Novel ini menceritakan cerita yang menarik sangat sesuai dengan para remaja. Pengarang juga menggunakan bahasa dan kata kiasan yang bagus dan menarik, sehingga pembaca tidak merasa bosan ketika membacanya. Pengarang menghadirkan peristiwa yang tak biasa terjadi sehingga menimbulkan rasa penasaran dari pembaca. Menurut saya secara keseluruhan buku ini patut untuk dibaca.
   Kesimpulan
Novel ini adalah novel yang sangat menarik untuk dibaca apalagi bagi remaja yang sangat dekat dengan apa yang namanya cinta.

Jingga dan Senja 2 – Jingga dalam Elegi



  • Pengarang               :    Esti Kinasih
  • Genre                      :    Drama
  • Tebal                       :    392 hlm ; 20 cm
  • Penerbit                   :    Gramedia
  • Harga                      :    50.000 IDR
  • Pertama terbit          :    2011
  • Cetakan ke-4            :    Mei 2011
  • Tanggal Beli             :    27 Juni 2011
Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari. Setelah menemukan a shoulder to cry on pengganti Angga dalam diri Ata, perlahan-lahan Tari mulai melupakan Angga. Sikap Ata yang bertolak belakang dengan Ari membuat Tari nyaman bersama Ata. Ia pun curhat habis-habisan kepada Ata yang lembut, penuh perhatian, baik hati, dan yang baru belakangan Tari sadari berhasil membuat jantungnya berdebar tak keruan. Gangguan dan intimidasi Ari sampai tidak diacuhkannya. Inilah yang membuat Ari makin salah tingkah-kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.Namun, saat Tari merasa telah menemukan pelabuhan hatinya, satu rahasia besar perlahan-lahan terkuak.Tari merasa… lambat laun Ata semakin mirip Ari….Review :Kini Ari semakin mati-matian ngerjain Tari. Bener-bener ngerjain. Bahkan pake cicak segala trus si Tari pingsan. Hew, cara yang aneh buat pedekate. Tapi ya, sepertiga awal aku baca buku ini, aku ngerasa kemunculan Ata tu lebih dominan daripada Ari. Ata sering ke Jakarta buat ketemuan ma Tari. Bahkan sekarang Ata lebih berani buat ngajak Tari ngedate walaupun beberapa kali harus mengusir Fio dengan halus biar Ata bisa pergi berdua aja sama Tari. Yang lucu, Ata jadi sering nyuap Fio pake entah itu roti keju buatan hotel, atau bahkan sekarung film Korea biar Fio nggak jadi pergi sama Tari. Ckck..Oia, diceritakan kalo Ata udah tahu rumah Ari, dan ia ngajak Tari buat liat sekilas. Maksudku ‘sekilas’ emang bener-bener sekilas. Soalnya Ata selalu memacu mobilnya kenceng kalo lewat depan rumah Ari, jadi Tari harus pasang mata baek-baek kalo mau liat. Tapi rupanya Tari jatuh cinta berat sama rumah mewah Ari. Kenapa? Soalnya rumahnya serba matahari.. Bahkan ada dua patung Helios ―dewa matahari Yunani Kuno― di gerbang rumah Ari. Tari bahkan berulang kali meminta Ata buat lewat depan rumah Ari hanya untuk mendapatkan lebih detail rumah Ari yang ada di dalam sebuah perumahan elit itu. Wah, ampuun.. Sampai suatu kali hampir aja mereka kepergok karena waktu lewat, motor Ari nangkring di carport rumah itu, dan pintu depan rumah terbuka sedikit. Untuk mengetahui apakah Ari tahu mengenai Tari yang sudah mengetahui ―halah― rumah Ari, Tari mengintai gelagat Ari di sekolah. Apakah ada perubahan. Secara, selain Ari punya saudara kembar, fakta keberadaan rumah Ari yang misterius itu merupakan rahasia besar Ari yang kedua. Jadi pasti tamat riwayat Tari kalau Ari sampai tahu cewek itu tahu mengenai rumahnya. Tapi setelah beberapa hari mengintai dan dikerjain, Tari dan Fio sepakat kalau Ari tidak tahu mengenai ini.Nah inget kan, kalo di review ku mengenai buku Jingga dan Senja, aku curiga kalo Ata sama Ari itu sebenernya satu orang yang sedang memainkan peran besar..? Dari awal aku baca buku ini aku selalu berpegangan sama keyakinan itu, jadi aku selalu menghubung-hubungkan kalo Ata lagi muncul sementara Ari nggak ada. Tapiii, suer, ada saat keyakinanku itu goyah. Soalnya waktu Ata ma Ari lagi ngedate trus ada SMS dari Ari yang bilangnya ngelihat mereka berdua, dan nada SMSnya itu marah banget, aku masih mikir, “ah, ini masih bisa akal-akalan Ari aja. Dia punya cara buat pura-pura nelpon dan SMS Tari disaat cewek itu ada di sebelah Ata.”. Tapi kemudian aku jadi semakin semangat baca karena tiba-tiba ada ‘Ari’ yang menghadang mobil mereka di jalan. Bahkan Ari merusak dan memecahkan spion mobil Ata sementara Ata dan Tari ada di dalam mobil. Tapi sayangnyaa, cowok yang mengendarai motor hitamnya Ari itu pake jaket dan helm, jadi nggak keliatan bener-bener Ari bukan di dalamnya. “Hahh.. kalo gini bisa jadi Ari nyuruh Oji atau siapa kek buat ngebantuin dia pura-pura jadi ‘Ari’”, pikirku kemudian.Pasca insiden itu, Tari merasa aneh karena selama empat hari kedepan Ari nggak ngegangguin dia. Trus nanti ada saat dimana Ari merenungkan tentang perbuatannya dan ia merasa menyesal tapi memutuskan bahwa ia tidak bisa mundur lagi dari ‘cara ini’. Naaah.. Inilah yang kembali meyakinkanku bahwa Ata itu ya Ari! Ampuunn..Tapi ternyata setelah empat hari inilah masa tenang itu berlalu. Ari kembali menghantui Tari. Tapi sayangnya kali ini dengan pengakuan-pengakuan yang membuat Tari marah dan bingung. Dengan santainya Ari mengatakan bahwa Ata itu nggak jauh beda sama Ari. Ata itu perokok berat, tukang berantem ―lebih parah dari Ari, trus Ata itu raja trek-trekan, tukang mbolos, dan yang lebih parah jago minum alkohol. Jelas aja Tari marah dan menuduh Ari telah memfitnah Ata. Saat Tari dengan kemarahannya pergi meninggalkan Ari, Ari dengan sigap mengejar, menarik, dan memeluk Tari. Hanya sekejap. Tapi berefek besar. Tari membeku di tempat dan mencerna kalimat yang di bisikkan Ari bahkan hingga cowok itu berlalu.  “Gue pingin banget meluk elo. Udah nggak inget lagi sejak kapan gue harus mati-matian nahan diri.”. Weeeew….Beberapa hari kemudian, karena Tari tidak menjawab telepon dan SMS-SMS Ata, Ata nekat nemuin Tari dengan mencari anak itu di setiap bus yang biasa Tari tumpangi. Di bus kesembilan akhirnya Tari ketemu. Mereka pun lalu turun dan kembali ke mobil Ata, lalu pergi ke sebuah taman kota dimana Ata kemudian bercerita panjang lebar. Ata mengakui bahwa semua yang Ari bilang mengenai kebiasaannya itu benar. Ata juga curhat mengenai keluarganya. Diluar dugaan, ternyata Tari menerima semua ini dengan tenang. Mereka pun lalu jalan-jalan setelah perasaan lega melingkupi Ata. Mereka menemukan deretan kios-kios barang bekas dimana nanti Tari menemukan sebuah mesin jahit kuno yang mirip dengan yang mamanya punya dan ia berceloteh menceritakan perihal mesin jahit pemberian neneknya itu dan tentang serunya kalau sedang mengunjungi neneknya di desa. Tanpa Tari sadari, ternyata Ata sedang syok berat karena ia melihat sebuah benda, entah apa, yang membangkitkan memorinya. Bahkan Ata sampai pucat layaknya mayat dan harus bersandar ke tiang lampu untuk menopangnya. Tari cemas setengah mati melihat tingkah Ata yang aneh ini. Apalagi Ata langsung menarik Tari kembali ke mobil dengan ketergesaan dan mengantarnya pulang. Namun rupanya Ata tidak mengantarnya sampai rumah karena cowok itu menghentikan sebuh taksi buat Tari namun tidak seperti kebiasaan, Ata langsung kembali ke mobil tanpa mengucapkan pamitan atau apa. Tari yang cemas dan bingung langsung meminta pak sopir buat ngikutin mobil Ata yang tadi langsung berputar balik. Tari tahu kemana Ata pergi. Benar saja, Ata kembali ke pasar barang bekas tadi dan kembali berdiri di depan kios yang membuatnya terus membeku, bahkan hanya berdiri dengan mata terpaku hingga lewat waktu kios itu tutup, pukul lima sore. Tari yang mengamati tingkah Ata dari kejauhan semakin cemas saat melihat cowok itu malah mundur dan bersandar pada tiang lampu tadi dan lalu terduduk lemas dengan kaki tertekuk namun tetap menatap kios. Bahkan SMS Tari kirim yangringtone-nya jelas-jelas keras tidak menyadarkan Ata dari lamunan. Ada apakah ini??Ternyata mesin jahit itulah masalahnya! Hari berikutnya, Ari yang mati-matian ingin mendapatkan mesin jahit itu. Bahkan ia rela harus membayar tiga kali lipat untuk mesin jahit kuno ini. Namun sayangnya mesin itu sudah milik orang lain. Dengan lunglai Ari pergi dari kios dan pergi kesekolah untuk melepas frustasinya. Seharian penuh ia membuat masalah. Membuat keonaran. Tari semakin bingung dengan tingkah kedua kembar ini. Bahkan anehnya, Ari juga mendatangi rumah Tari saat Tari disekolah hanya untuk melihat ibu tari menjahit dan keadaan ini serta merta menarik Ari sendiri kedalam kenangan masa kecilnya.Sumpah. Esti Kinasih ini bikin aku bingung setengah mati. Terlalu banyak tanda tanya yang ia buat. Walaupun aku hampir yakin sepenuhnya bahwa Ari dan Ata itu satu orang yang sama, kini Esti Kinasih kembali memberikan misteri dan membuatku berspekulasi, mungkinkah kalau ternyata Ari DAN Tari itu satu ibu???? Gilak.. Bikin bingung abis. Tapi kalau satu ibu, kenapa Ibu Tari nggak sadar kalau Ari itu anaknya? Kalau emang satu ibu lho yaa.. Tapi ya ampun. Hal ini masih tetap dijadikan misteri sampai hampir akhir cerita. Yang bikin aku terperangah, ada satu paragraf yang membuatku tercengang dan membuatku berulang kali membacanya untuk mengerti apa maksud kalimat itu. “… Hanya ada lingkaran dekapan kuat kedua lengan Ari pada gadis yang menyandang nama yang sama dengan dirinya dan seseorang yang pernah berbagi rahim sang mama dengannya…” Alamak.. Ambigu nyaa.. Tapi ternyata aku salah terka.. hha.. harap maklum, kan cuma main tebak jalan cerita, aku =pAta mulai menghilang. Ponselnya tidak pernah aktif. Kini sikap Ari berubah, ia menjadi pribadi Ata dan semakin menunjukkan cinta kasihnya pada Tari. Hanya Tari yang terus dibuat bingung dengan sikap Ari yang aneh ini. Suatu ketika Ari membuat Tari ketakutan dengan berkata bahwa Ata harus mati. Jelas aja Tari mencernanya secara harfiah. Ia dan Fio jadi bingung dan takut. Ari berkata ia akan mengizinkan Ata pamit dengan Tari. Benar saja, dua hari kemudian, sepulang sekolah Ata muncul di halte bis tempat Tari dan Fio menunggu angkutan mereka. Ata dan Tari ngobrol dan Ata meminta bantuan Tari, yaitu nemenin cowok itu datang kerumah Ari buat ketemu langsung dengan tu cowok. Tiga hari kemudian, mereka berdua beneran pergi kerumah Ari, dan apa yang terjadi? Segalanya runyam! Kacau.. Dan apa yang kutebak bener! Sosok Ata itu antara ada dan tiada.. Hew.. Rupanya Ari memang berperan jadi Ata, namun sosok Ata memang nyata. Ari memang punya kembaran, namun ia tidak pernah tahu keberadaannya. Ya ampun.. Aku baca bagian segala kerumitan hidup sosok Ari tu bener-bener kasian.. Dampak perpisahan dan ditinggalkan oleh keluarga, apalagi dua sosok terpenting dalam hidupnya, sang ibu dan sang kembaran =’( dan sekarang Tari pun meninggalkannya. Tari terlalu marah dan kecewa. Wajar sih kalo kubilang.Tapi ada satu bagian yang aku suka juga. Yaitu bagian dimana akhirnya Ari memberitahukan kenyataan hidupnya pada kedua sohib baiknya, Oji dan Ridho. Kedua sosok ini sangat ―sangat― menyentuh hati. Sangat… keren. Persahabatan yang mereka tawarkan juga sangat ―sangat― manis. Belum lagi saat akhirnya Ari mengungkapkan keberadaan rumah Ari kepada mereka, ya ampun.. aku ngebayangin wajah kagum dan nggak percaya mereka pastilah sangat lucu ^^Dan akhirnya, teman-teman… Ari mengetahui keberadaan sang Ibu dan Ata! Ya ampuuuun, aku terharu bangeeet! Ata manis banget.. Kini mereka berdua tinggal di Malang, tinggal dengan nenek dan kakeknya, karena Ibunya nggak sanggup menyekolahkan Ata di Jakarta. Bahkan ternyata Ata harus kerja juga. Hhuhuhu.. Gimana nggak trenyuh coba?! Yang satu hidup enak, yang satu hidup susah. Memang udah sering sih tema tentang saudara kembar yang terpisah dimana yang satu hidup senang yang satu hidup susah. Tapi rasanya tetep beda kalau cerita ini tertuang dalam bentuk tulisan. Perasaan sang tokoh tu lebih bisa tersalurkan, lebih tergambarkan. Hadoh, aku paling ―paling― suka sama bagian ini deh..

SINOPSIS NOVEL “Jurnal Jo : online”



Temen-temen.. Kali ini aku nge-pos tentang sinopsis novel karangan Ken Terate. Yap! Jurnal Jo : Online..

IDENTITAS BUKU
Jurnal Jo : Online

1.     Judul Buku                             : Jurnal Jo Online
2.     Pengarang                            : Ken Terate
3.     Desain Sampul                    : Yustisea Satyalim
4.     Penerbit & Tahun Terbit    : PT Gramedia Pustaka Utama
  Mei 2010
5.     Kota Penerbitan                   : Jakarta
6.     Ukuran Buku             : 14 cm x 20 cm
7.     Jumlah Halaman                  : 224 Halaman


SINOPsis
Jurnal Jo : Online

Josephine Wilisgiri, seorang remaja SMP kelas 7 yang sangat aktif dan kritis. Ayahnya, Bapak Bambang Suharso, adalah seorang guru bahasa daerah di tempat Jo bersekolah. Sedangkan ibunya, Ibu Ambar Nurwati, adalah seorang guru Bahasa Inggris di salah satu SMA swasta. Jo memiliki dua adik yang bernama Sophie dan Kevin. Bagi Jo, menjadi anak seorang guru bahasa daerah di sekolahnya bukanlah hal yang menyenangkan. Di rapor semester pertamanya ia mendapat ranking sebelas dengan dua nilai 7 dari mata pelajaran olahraga dan bahasa daerah. Walaupun di mata pelajaran lain ia mendapatkan nilai yang bisa dibilang baik, namun tetap menyakitkan baginya apabila ayahnya sendiri hanya memberikan nilai 7.
Liburan semester satu telah berakhir. Ini berarti bahwa Jo harus kembali bersekolah. Dan program tahunan SMP Jo yaitu “Mari Peduli” akan segera dilaksanakan. Ini adalah sebuah program di mana setiap kelas harus berbuat kebaikan untuk sesama. Bu Ika Nugrahawati atau Bu Ikan selaku wali kelas 7 A memberikan tugas kepada semua siswa termasuk Jo untuk mencari dan mengumpulkan ide tentang “Mari Peduli”. Untung saja Rajiv, sahabat Jo, mau membantu mencari ide.
Dari sekian banyak ide yang terkumpul, Bu Ikan memilih ide Jo yaitu membuat perpustakaan di desa terpencil dan ide Nadine yaitu Pesta Amal. Bu Ikan menggabungkan kedua ide tersebut dengan alasan ide Jo tidak memikirkan cara dan ide Nadine tidak memikirkan tujuan. Bu Ikan juga memutuskan bahwa Nadine adalah ketua satu “Mari Peduli” kelas 7 A dan Jo adalah ketua dua “Mari Peduli” kelas 7 A.
Rapat demi apat terlalui. Mulai dari rapat yang membahas tema, pakaian, nama pesta, lokasi penyumbangan buku, dan cara mengumpulkan dana. Ternyata, semuanya tak selancar yang dipikirkan. Datang sebuah masalah dengan senior yaitu perebutan aula dengan kelas 8C. Untuk menyelesaikan masalah, diadakanlah rapat intensif. Namun sayang, bukannya masalah selesai, tetapi justru bertambah masalah.
Akhirnya Jo menyerah dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua dua. Ia menceritakan semua kendalanya kepada Bu Ikan. Bu Ikan memanggil Nadine untuk menanyakan tentang “Mari Peduli” kelas 7A. Ternyata Bu Ikan kecewa terhadap Jo dan Nadine. Beliau pun membuat kontrak yang membuat Jo dan Nadine kembali bersatu. Bu Ikan juga berhasil menyelesaikan masalah dengan 8 C tentang perebutan aula. Dan untunglah 8C mau mengalah.
Hari H-nya terjadi beberapa kendala, yaitu soundnya tidak jelas, MC salah-salah ngomong, susunan acara diubah, dll. Untunglah para penyumbang tetap menyumbangkan buku-buku mereka atau uang mereka untuk membantu pendidikan di desa terpencil.
Setelah semua buku dari para penyumbang terkumpul dan rak-rak buku telah dibeli, kelas 7 A siap menyerahkan perpustakaan ke sebuah SD terpencil di Gunung Kidul. Sesampainya di SD Yayasan Bakti, kelas 7 A menyerahkan buku-buku dan rak-rak kepada kepala sekolah SD tersebut. Lalu diakhiri dengan sambutan-sambutan dari para kepala sekolah atau yang mewakili.
Pengumuman lomba “Mari Peduli” telah diumumkan. Meskipun kelas 7 A tidak menang dalam lomba “Mari Peduli”, anak-anak kelas 7 A tetap bahagia karena mereka bisa membantu sebuah sekolah di desa terpencil, mereka juga telah bersatu, damai, dan tak ada lagi permusuhan.

Novel 3600 Detik





Judul : 3600 Detik
Penulis : Charon
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : Pertama, Mei 2008
Tebal : 208 halaman

Gramedia kembali dengan novel Teenlitnya. 3600 Detik adalah novel yang kembali dihadirkan oleh salah satu penerbit besar di Indonesia itu. 
  • sinopsis :
Sandra sangat terpukul ketika orang tuanya bercerai.... dan
hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan ia harus
tinggal bersama ibunya, yang selama ini tak pernah dekat
dengannya. Kemarahan yang menggelora menjadikan Sandra
remaja yang bandel. Berulang kali ia dikeluarkan dari sekolah
karena kenakalannya di luar batas.
       Akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah kota. Mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru ini Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Ia bertekad akan membuat ulah, agar para guru tak tahan terhadapnya. Namun ia salah perkiraan. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya. Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginan anak bandel ini.
       Namun, lambat laun Sandra berubah. Orangtua maupun gurunya heran. Mereka yakin Leon-lah yang membuat gadis itu berubah. Mereka juga bertanya-tanya, kenapa Leon bisa bersahabat dengan Sandra, sementara murid-murid yang lain justru menjauhi gadis urakan itu. Apa yang membuat Leon tertarik padanya, padahal keduanya bagaikan langit dan bumi. Leon adalah anak rumahan yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun.... berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Sandra....
       Lama kelamaan mereka semakin akrab, Leon juga ingin operasi jantung dan itu membuat meraka bertengkar. Tetapi akhirnya Sandra menyetujuinya tetapi sebelum itu, Sandra meminta ‘3600 detik’ untuk mengajaknya bermain. Setelah pulang, keadaan Leon drop akhirnya dia di bawa keICU tetapi sayangnya operasi  gagal dan Leon pun meninggal. Keesokan harinya Leon dimakamkan, pada saat itu juga ayah Sandra mengajaknya untuk ikut tinggal di luar negeri tetapi Sandra menolaknya. Sandra memutuskan untuk masuk universitas kedokteran.
       1 tahun kemudian, sebelum ke kampus Sandra pergi ke makam Leon sambil berbincang di makamnya

Sinopsis Novel After School Club


After School Club
Aneh, Ajaib, Norak. Tiga kata itu pas untuk menggambarkan penghuni kelas After School. Kelas ini juga dianggap sebagai kelas anak-anak “bodoh” oleh seluruh warga sekolah.
Gara-gara nilai Fisikanya jeblok dua kali berturut-turut, Putra harus masuk kelas itu. Ini jadi aib yang serius bagi Putra yang terkenal cool dan populer. Apalagi kalau ayahnya yang angker dan penuntut sampai tahu, bagaimana dia menjelaskannya?


Tiap hari Putra harus tahan banting menghadapi keusilan anak-anak After School. Ditambah lagi, Cleo, ketua genk After School diam-diam menyukainya. Keusilan anak-anak After School meningkat dua kali lipat demi membantu Cleo PDKT.


Bencana bagi Putra seakan jadi bertumpuk-tumpuk. Musibah apa lagi setelah ini?




Novel ini menceritakan tentang kelas dodol yang isinya anak-anak dodol semua, termasuk novel Comedy-Romance. Kelas ini khusus  untuk anak-anak dengan nilai bermasalah yang ternyata isinya bukan sekedar anak-anak bodoh. Putra yang di panggil My Prince disana awalnya enggak minat dan berniat buru-buru keluar. Tapi karena banyak hal yang dia pelajari disana, pemikiran itu dia tarik ulang. Kekompakan dan nilai persahabatan kelas After School Club ini yang membuat Putra merasa senang untuk lebih lama di kelas ini. 

After School Club, adalah kelas yang diadakan setiap pulang sekolah, berisi anak-anak dengan nilai yang buruk dan membutuhkan pelajaran tambahan. Kelas After School ini cukup dikenal sebagai kelas yang berisi sekumpulan anak dodol. Putra, seorang cowok yang populer di sekolahnya dan mendapat julukan Pangeran, belakangan ini mengalami penurunan nilai. Hal ini disebabkan karena ia tidak pernah benar-benar belajar dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game. Oleh karena itulah, seorang guru memutuskan agar Putra mengikuti kelas After School untuk membantu memperbaiki nilai-nilainya. Bagi Putra, masuk ke kelas After School adalah sesuatu yang amat memalukan; terlebih lagi saat ia mengetahui sekumpulan anak-anak aneh bin ajaib yang berada di dalam kelas tersebut. Namun ia tidak pernah membayangkan bahwa suatu saat ia akan banyak berubah karena After School Club....

After School Club adalah kelas tambahan usai sekolah yang seisi kelasnya adalah para murid yang memiliki nilai jelek pada ulangan harian mereka. Putra tak pernah menyangka gurunya akan menyuruhnya mengikuti kelas tambahan disana. Sejujurnya, kesekolah saja ia begitu malas, apalagi harus mengikuti kelas tambahan. Terlebih ketika pertama kali ia menginjakkan kaki ke kelas yang terletak jauh dari gedung utama sekolah itu, ia langsung mencium gelagat yang aneh. Kertas berterbangan, suasana gaduh, dan tak ada guru yang mengajar? Putra langsung mengurungkan niatnya untuk masuk. Tapi apa daya ia tak sengaja bertemu dengan gurunya dan akhirnya suka atau tidak suka, ia harus memulai petualangan barunya bersama para murid After School Club. . .


Novel orizuka kali ini nggak kalah seru seperti novel-novel sebelumnya. Dan gue makin kagum dengan orizuka yang selalu punya ide cerita yang keren abis. :)
Jadi mulai review aja kali ya..

Karena mendapat nilai 50 berturut-turut dalam ulangan fisika, Putra harus mengikuti kelas tambahan seusai jam sekolah. Kebanyakan anak-anak yang mengikuti kelas tersebut yaitu anak-anak yang mendapat nilai sangat kurang di beberapa mata pelajaran dan anak-anak tersebut menamakan kelas tambahan ini dengan nama "AFTER SCHOOL CLUB".

Putra yang dikenal sebagai pangeran karena punya tampang oke dan juga kaya merasa berat hati untuk ikut After school club, tapi mau gimana lagi, Putra tidak punya pilihan karena jika dia tidak ikut kelas tambahan maka Guru fisikanya akan melaporkan kepada Ayahnya putra. Hubungan Putra dengan Ayahnya tidak baik. Ayahnya Putra menuntut Putra untuk menjadi penerus perusahaan. Sedangkan Ibunya Putra melarikan diri dari rumah. Dengan kehidupan seperti itu Putra mengangap bahwa hidup itu membosankan.

Dan hari pertama Putra mengikuti After school club, Putra bertemu dengan anggota After school club yang lain, Cleo (ketua after school), Mario dan Ruby (mereka dibilang kembar karena suka bertingkah nggak jelas dan konyol abis), Zia (cewek full make up dan dianggap sok cantik), Panca (si cupu yang selalu ngiler kalau ngeliat Rachel. Rachel itu cewek yang selalu ngintilin Putra kemana-mana), dan yang terakhir Tiar (paling diem dari anggota yang lain). Mereka itu anggota inti dari After school club.

Anggota After school club, menjuluki Putra yaitu Pangeran. Sangking dianggap pangeran, tempat duduk Putra diberi hiasaan ala kerajaan gitu lah. Supaya mirip kursi Pangeran. :) Makin lama, Putra merasa betah mengikuti kelas tambahan ini. Dan saat nilai Putra membaik, Putra diijinkan untuk tidak mengikuti kelas tambahan. Dan saat Putra berhenti, para anggota After school club jadi merasa kehilangan. Padahal Putra adalah anggota baru. Dan begitu juga dengan Putra, Putra merasa hari-harinya jadi kembali membosankan. Karena itulah Putra kembali ikut kelas tambahan itu.

Selain itu, Cleo si Ketua After school Club juga menyukai Putra. Dan serunya, semua anggota membantu Cleo supaya bisa jadian dengan Putra. Bantuan yang diberikan juga konyol banget. :D Namun, akhirnya Putra dan Cleo jadian. Hubungan mereka berdua juga direstui sama Ayahnya Putra. Tapi prosesnya itu lucu banget (mesti baca sendiri).

Selanjutnya baca sendiri ya...

Biarpun dodol, tapi ada beberapa kalimat yang bagi gue kereeeen banget, like ….

“Lo bumi. Richel bulan, kan, bulan selalu berputar di sekeliling bumi, nggak pernah pergi. Richel itu kayak bulan buat lo …. Gue adalah salah satu bintang, yang bisanya ngeliat bumi dan bulan dari jauh. Dan, kalau masanya udah habis, gue bisa redup dan jatuh.” (Cleo; halaman 134)

“Kalau gue bumi, Richel bulan, dan lo bintang, gue lebih suka bintang yang jatuh ke bumi …. Kalau bulan ketemu bumi, kiamat, kan, namanya? Tapi kalau bintang jatuh ke bumi, bintang itu pasti bisa sampai ke bumi dengan selamat, walaupun namanya ganti jadi meteor …. Gue lebih suka kalau bintang yang jatuh ke bumi, bukannya bulan. Seenggaknya, bumi masih bisa menahan kekuatan bintang.” (Putra; halaman 145)

And, sepertinya penulis menyisipkan sebuah pesan kepada loe-loe pade, kalau loe dah jadi orangtua. Gini katanya, “…. kalau orangtua yang baik itu tidak akan memaksakan kehendak kepada anaknya. Tapi, tidak juga memedulikan anaknya. Orangtua yang baik itu orangtua yang menyadari kemauan anaknya dan kalau kemauan anaknya itu nggak buruk maka orangtua harus mendukngnya.” (Cleo; halaman 168)