Rabu, 26 Juni 2013
i with you
Kalau aku kehilangan lebih dari ini, akankah hatiku dimaafkan?
Berapa banyak lagi penderitaan harus kulalui untuk dapat bertemu denganmu sekali lagi?
One more time, oh musim, jangan berubah
One more time, saat kita bercanda ria
Setiap kali kita beda pendapat, aku akan selalu yang mengalah duluan
Sifat egoismu itu malah membuatku semakin menyukaimu
One more chance, kenangan menahan langkahku
One more chance, aku tak dapat memilih tujuanku selanjutnya
Aku akan selalu mencari, dirimu untuk muncul di suatu tempat
Di seberang rumah, di jendela ke jalan kecil belakang
Meskipun aku tau engkau tidak mungkin ada di tempat seperti itu
Jika keinginanku menjadi nyata, aku akan ada di sisimu saat ini juga
Tidak ada sesuatu yang tidak bisa kulakukan
Akan ku pertaruhkan segalanya dan memelukmu erat
Jika aku ingin menghilangkan kesepian, sembarang orang seharusnya sudah cukup
Karena pada malam bintang seakan akan jatuh, Aku tidak bisa membohongi diriku
One more time, oh musim, jangan berubah
One more time, saat kita bercanda ria
Aku akan selalu mencari, dirimu untuk muncul di suatu tempat
Di persimpangan jalan, atau ditengah mimpi
Meskipun aku tau engkau tidak mungkin ada di tempat seperti itu
Seandainya ada keajaiban, aku ingin menunjukkan padamu sekarang juga
Pagi yang baru, akan jadi seperti apa diriku mulai sekarang
dan kata-kata yang tidak pernah kuucapkan: "Aku cinta kamu"
Kenangan musim panas mengelilingi
Detak jantung yang tiba-tiba menghilang
Aku akan selalu mencari, dirimu untuk muncul di suatu tempat
Di kota saat senja, di Sakuragi-cho
Meskipun aku tau engkau tidak mungkin ada di tempat seperti itu
Seandainya ada keajaiban, aku ingin menunjukkan padamu sekarang juga
Pagi yang baru, akan jadi seperti apa diriku mulai sekarang
dan kata-kata yang tidak pernah kuucapkan: "Aku cinta kamu"
Aku akan selalu mencari, dirimu untuk muncul di suatu tempat
Di toko selama perjalananku, di sudut berita koran,
Meskipun aku tau engkau tidak mungkin ada di tempat seperti itu
Seandainya ada keajaiban, aku ingin menunjukkan padamu sekarang juga
Pagi yang baru, akan jadi seperti apa diriku mulai sekarang
dan kata-kata yang tidak pernah kuucapkan: "Aku cinta kamu"
Pada akhirnya aku selalu melihat ke suatu tempat, mencari senyumanmu
Di persimpangan jalan, saat menunggu kereta express lewat
Meskipun aku tahu kau tak mungkin ada di sana
Andai hidup bisa diulang kembali, aku ingin berada di sisimu selalu
Aku tak menginginkan apapun
Tak ada yang lebih penting darimu
DESAIN GRAFIS
CARA INI BISA MEMPERMUDAH KALIAN BELAJAR DESAIN GRAFIS
Tempo hari Gue dapet post dari seorang teman Blogger di Timeline Facebook Gue. Dia nanya kalo pengen jago desain grafis, belajar apaan dulu. Nah, berhubung Gue juga nggak merasa jago desain grafis, tapi bisa sedikit. Iya, Gue bisa desain grafis, tapi sampe sekarang Gue belum merasa jago. Makanya, daripada Gue dengan sok tahunya bilang ini loh hal-hal yang mesti dilakuin biar jago desain grafis, mendingan Gue bikin aja program sharing ilmu soal desain grafis ini.
Perlu kalian ketahui dulu, kalo tulisan Gue kali ini ditujukan buat mereka-mereka yang betul-betul baru banget pengen mulai belajar desain grafis. Gue tau di dunia perkuliahan pun, ada jurusan desain grafis. Ada pendidikan formalnya yang pastinya bakal membuka pikiran dan membangun skill kalian jauh lebih luas lagi ketimbang lewat tulisan Gue yang Gue buat sendiri dan kebetulan juga Gue nggak pernah punya latar belakang pendidikan desain grafis. So, apa yang mau Gue sampein cuma berdasarkan pengalaman Gue sendiri selama belajar desain grafis secara otodidak.
Di dunia pendidikan formal, kita biasanya langsung dihadapkan dengan how to (bagaimana caranya) membuat gambar atau mendesain sesuatu memakai software tertentu yang biasanya udah ditentuin sama jurusan tersebut.
Masing-masing jurusan desain grafis dari kampus yang berbeda, bakalan menekankan software desain grafis yang berbeda satu sama lain. Misalnya di kampus A, mereka mengutamakan penggunaan Adobe Illustrator untuk desain, sedangkan kampus B mengutamakan Corel Draw. Pasti begini kok, walau nantinya tetep setiap mahasiswa pasti diajarkan juga cara menggunakan software desain lainnya.
Tapi, keahlian itu mudah, cukup belajar dengan sering dan perbanyak jam terbang dalam melakukan desain grafis, maka lama kelamaan teknik dan hasil desain kalian bakal menjadi semakin baik. Sebetulnya yang sulit bukanlah bagaimana belajarnya. Tapi, bagaimana caranya menemukan ide tentang apa yang mau kita desain. Berhubung ini adalah sharing pertama Gue soal desain grafis, Gue nggak bakalan share langsung tentang bagaimana cara mendesain. Tapi, Gue mau kalian lakuin 5 cara mudah untuk memulai belajar desain grafis ala Gue ini.
-
Kumpulkan dan fokuskan niat kalian dalam belajar desain grafis
Nah, ini langkah pertama. Kalo pengen nantinya jadi desainer grafis yang jago, udah pasti harus siap belajar terus-menerus dan mendedikasikan hidupnya untuk desain. Kumpulkan niat kalian dan yakinlah kalo dunia desain adalah betul-betul dunia yang pengen kalian jambangin. Setelah ini, kalian harus bertanggung jawab penuh terhadap diri kalian sendiri apakah bakalan tahan berada di dunia ini terus atau nantinya bakalan bosen dan kemudian ditinggalkan begitu aja. Ingat, niat itu penting. -
Bersabarlah, jangan terburu-buru pengen jadi jago
Dalam dunia desain grafis, nggak ada yang namanya jago secara instan. Semuanya butuh perjuangan, butuh pengorbanan, dan butuh latihan secara terus-menerus. Jadi, pastikan kalian bersabar dalam membangun skill kalian kelak. Coba deh dilatih kesabarannya dan jangan gampang ngiri kalo ngeliat ada temen desainnya jago banget. Sesungguhnya mereka yang jago desain, artinya jam terbang mereka dalam melakukan itu udah cukup banyak. Tetep sabar dan terus latihan! -
Cari software desain grafis yang menurut kalian paling mudah dioperasikan atau sedang populer digunakan para desainer.
Coba perdalam pengetahuan kalian soal software khusus desain ini. Ada dua perusahaan besar yang mendedikasikan produknya untuk desain. Misalnya Adobe dan Macromedia. Silakan gunakan mana yang menurut kalian paling seru untuk digunakan. Khusus Gue pribadi, Gue setia dalam menggunakan Macromedia Fireworks dan sedikit sentuhan dari Adobe Photoshop. Tentukanlah software kesukaan kalian dan jangan takut buat nyoba-nyoba semua tools yang ada di dalam software tersebut. Catatan penting, kalo kalian baru memulai desain, kalian harus fokus menggunakan satu software terlebih dahulu. Jangan sering mengganti-ganti software karena nanti kalian bakalan ngerasa bingung sendiri, akhirnya ngga ada satu pun software yang betul-betul kalian kuasain. Kalo udah merasa mampu dan luwes menggunakan software pilihan kalian tersebut, baru deh bisa jajal skill kalian dengan menggunakan software desain yang lainnya. -
Singkirkan buku-buku tutorial tentang cara menggunakan software design grafis
Percaya atau nggak, yang namanya buku tutorial semacam ini nggak berguna sama sekali. Lebih efektif kalo kalian nyoba-nyoba sendiri tools yang ada di dalam suatu software daripada kalian baca cara kerjanya di buku. Semakin banyak error kalian temukan, semakin sering kesalahan kalian lakukan, maka bakalan semakin mengertilah kalian. Kenapa seorang programmer tingkat satu bisa bikin program yang keren? Karena mereka pakai cara coba-coba sendiri. Kalo mereka menggunakan buku tutorial, pastilah hasil yang didapatkan bakalan kaku dan nggak nunjukin identitas si pembuat. Semakin spontan kita membuat sesuatu, semakin berkarakter. -
Jangan yang sulit-sulit dulu, coba gambar suatu objek sederhana dengan software tersebut
Biasanya kalo ngeliat desain poster atau pamflet yang ditempel di tembok-tembok pinggir jalan suka langsung ngiri. Kok bisa sih bikin desain kayak gitu? Ya, bisa dong! Kalian juga bisa, asalkan latihan udah cukup lama. Nah, khusus untuk tahap awal, singkirkan pikiran pengen bikin desain yang kerennya setara sama poster itu. Coba aja dulu bikin gambar-gambar dari objek sederhana. Coba gambar gelas, gambar TV, gambar kamera, setahap demi setahap objeknya bakal semakin sulit, dan tanpa sadar kalian udah ningkatin skill kalian. Bersamaan dengan itu juga, kalian bakalan dapet dasar desain yang matang. Misalnya aja, kalian jadi bener-bener ngerti karakteristik dari masing-masing bentuk bangun datar, sampe akhirnya kalian bisa dengan bebas maduin semuanya jadi objek yang halus. Misalnya aja gambar di paling bawah postingan ini. Gue bikin dengan memadukan unsur-unsur bangun datar. Gue sama sekali ngga menggunakan tools untuk membengkokkan garis atau apapun juga selain bangun datar lingkaran, persegi, segiilima dan spiral.
Perlu diketahui kalo semua contoh di atas Gue buat pakai software desain kesayangan Gue. Just it! Macromedia Fireworks 8. Entah ini software udah seberapa tuanya. Hehehe. Setiap gambar nggak ada model betulannya, cuma pakai imajinasi aja ditambah pemahaman yang matang mengenai konsep bangun datar. Memang agak kaku, tapi seiring skill yang bertambah, hasilnya akan semakin halus. Coba aja. Keep on practice yah!
Gue mulai tertarik nge-share artikel macem beginian. Kapan-kapan Gue bakalan coba bikin artikel-artikel berisi tips and tricks dalam desain grafis tentunya dengan tingkat kesulitan yang betahap dan topik yang beragam. Perlu diingat kalo Gue nggak bakalan pernah nge-share bagaimana cara membuat sesuatu dengan software desain karena terlalu banyak cara untuk membuat desain grafis. Kalo Gue share, Gue khawatir kalian yang baca bakalan jadi susah buat berkreasi sendiri dengan bebas. So, sampai ketemu di postingan Gue yang lain yah! Keep on the blog!

kata yang indah
Let me say
To Catch your Falling Hope
To Catch your Dream
To Make you are something
To Make some Forget momment
Your Sweetest last Momment
And to repair, your Saddest
When you keep standing with your Sorrow
Let me say something
to climb up back to your Dream
left with your smile
left with your Laught
Let me say it
when you decide
free from your past dream
let me release you
with all of my hope and my childish
Salah satu Manfaat Karya Sastra
Salah satu Manfaat Karya Sastra
Salah satu fungsi sastra adalah untuk mengkomunikasikan ide dan menyalurkan pikiran serta perasaan estetis manusia pembuatnya. Ide itu disampaikan lewat amanat yang pada umumnya ada dalam sastra (Sapardi Djoko Damono, 1996).
Selain ide, dalam sastra terdapat juga deskripsi berbagai peristiwa, gambaran psikologis, dan berbagai dinamika penyelesaian masalah. Hal ini dapat menjadi sumber insight (percikan-percikan pemikiran) dan inspirasi bagi pembacanya. Dalam hal kesiapan menghadapi krisis, sastra memiliki peranan untuk menumbuhkan semacam kepekaan terhadap krisis (sense of crisis) pada pembacanya. Konflik-konflik dan tragedi yang digambarkan dalam karya sastra memberikan kesadaran pada pembaca bahwa hal itu dapat terjadi dalam kehidupan nyata dan dialami langsung oleh pembaca. Kesadarannya itu membentuk semacam kesiapan dalam diri untuk menghadapi kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Kesiapan menghadapi kondisi sosial ini mengarahkan manusia untuk mengatisipasi datangnya krisis(misalnya) dan mempersiapkan berbagai hal yang dapat mencegah atau menghentikan krisis. Lewat bacaan sastra itu pula pembaca mendapat insight untuk menyelesaikan masalah. Sastra juga dapat dijadikan sumber inspirasi tentang cara-cara meminimalkan akibat-akibat krisis. Sastra juga berguna bagi para pembacanya sebagai media hiburan.
Penggunaan sastra dalam terapi seni (art therapy) juga dapat dilakukan. Dengan membaca karya sastra, seseorang mendapatkan suatu kesenangan dari alur cerita, permainan bunyi, juga dari permainan makna. Pembaca dapat melepaskan ketegangan setelah membaca karya sastra. Efek hiburan dan terapeutis positif dari karya sastra dapat diperoleh lewat proses membaca yang intens dan melibatkan keseluruhan diri pembaca. Seperti berolahraga atau mendengarkan nyanyian, penghayatan terhadap karya sastra akan menimbulkan perasaan senang, tenang, dan melegakan. Karya sastra dapat memberikan efek rekreasi dan relaksasi pada pembacanya. Efek rekreasi dan relaksasi ini dapat membantu manusia untuk menjernihkan pikiran sehingga lebih mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan lebih tenang dan teliti.
Read more: http://www.rumpunnektar.com/2013/02/salah-satu-manfaat-karya-sastra.html#ixzz2UaVHEwIi
Memberi Bayangan Dalam Komik
Dalam membuat komik hitam putih, penambahan bayangan dapat membuat gambar menjadi lebih hidup. Bayangan dibutuhkan untuk menentukan kedalaman gambar. Jadi gambar tidak terlihat flat. Sebelum masuk ke contoh gambar, kita akan belajar sedikit teori pencahayaan. Simak tutor yang diberikan oleh Sheila Rooswitha (@sheilaro2105) , creator/artist dari "Curhat Lala"! :)
Bayangan benda terjadi di saat benda terletak berlawanan dengan sumber cahaya. Cahaya dari atas akan menghasilkan bayangan tepat di bawah benda, misalnya pada siang hari saat matahari berada tepat di atas.
Cahaya dari samping akan menghasilkan bayangan panjang di sisi benda, misalnya pada pagi atau sore hari.
Cahaya dari belakang akan membuat benda terlihat seperti siluet gelap.
Cahaya dari depan akan membuat benda terlihat flat, karena bayangan jatuh di belakang benda. Jika kita sudah menguasai teori dasar tersebut, akan mudah diterapkan dalam gambar apapun.
Misalnya memberi bayangan pada wajah, yang bisa menambah efek menjadi lebih dramatis.
Teknik memberi bayangan ada beberapa macam, salah satunya dengan mengarsir, yaitu menarik garis berulang di bidang yang sudah ditentukan. Garisnya bisa sejajar, bisa juga berlawanan.
Komik yang memakai teknik arsir contohnya adalah komik2 karya Joe Sacco.
Bisa juga dengan membloking dengan warna hitam bagian yang terkena bayangan.
Komik yang memakai teknik bloking contohnya adalah komik2 karya RA Kosasih.
Bisa juga dengan memberi warna abu-abu, atau lebih sering disebut halftone. (co gbr 10)
Komik yg memakai teknik halftone/ abu-abu contohnya adalah komik Kungfu Boy.
pengertian resensi
Resensi /résénsi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku:
Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan; tafsiran; komentar:
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Lebih detil lagi, tujuan resensi adalah:
Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa saja yang terkandung di dalam sebuah resensi?
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
- Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
- Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
- Penerbit;
- Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- Tebal buku;
- Harga buku (jika diperlukan).
- Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
- Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- Memaparkan keunikan buku;
- Merumuskan tema buku;
- Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
- Mengungkapkan kesan terhadap buku;
- Memperkenalkan penerbit;
- Mengajukan pertanyaan;
- Membuka dialog.
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Terakhir, bagaimana cara membuat resensi itu sendiri? Bagaimana langkah-langkah di dalam membuat resensi yang baik?
Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Sedangkan kata "mengulas" v itu sendiri mempunyai arti memberkan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" n mempunyai arti kupasan; tafsiran; komentar:
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku.
Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Lebih detil lagi, tujuan resensi adalah:
Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa saja yang terkandung di dalam sebuah resensi?
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
- Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
- Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
- Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
- Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
- Penerbit;
- Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- Tebal buku;
- Harga buku (jika diperlukan).
- Membuat pembukaan
- Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
- Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
- Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
- Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
- Memaparkan keunikan buku;
- Merumuskan tema buku;
- Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
- Mengungkapkan kesan terhadap buku;
- Memperkenalkan penerbit;
- Mengajukan pertanyaan;
- Membuka dialog.
- Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
- Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Terakhir, bagaimana cara membuat resensi itu sendiri? Bagaimana langkah-langkah di dalam membuat resensi yang baik?
Ketika melakukan kegiatan meresensi, hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut.
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi,mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku,siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
- Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
- Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Minggu, 23 Juni 2013
sinopsis perahu kertas
Penulis: Dee (Dewi Lestari)
Penerbit: Bentang Pustaka/Truedee
Terbit Pertama Kali: 2010
Jumlah Halaman: 444
Novel Perahu Kertas
dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja
yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda,
tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6
tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita
menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang
Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia
pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung.
Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.
Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia
digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan
Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang
eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam
kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia
bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah
koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru
dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya
sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan
materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas
pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia
mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan
pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung.
Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.
Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni
dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy.
Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan
Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba
di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama
Eko dan Noni. Diam-diam, mereka saling mengagumi. Kugy yang senang
bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang
yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam
diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak.
“Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi
dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua.
Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan
dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal
ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan
yang jago melukis.
Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun
lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah
darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara
mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat
dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng
tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku
dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.
Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.
Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan
Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan
Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak
seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di
Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya,
Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya
diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah
tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.
Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi
seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang
juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski
diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy
kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena
ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan
ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat
mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai
dari sini.
Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat
makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga
kebali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee
menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta
alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas ini menarik untuk
dibaca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur dee dalam derita
ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik dee lainnya.
Sinopsis novel Perahu Kertas ini hanya menguak cerita dalam garis
besar saja. Mungkin saja Anda akan jatuh cinta pada detil cerita jika
Anda membaca buku ini langsung. Kualitas Dee sebagai salah satu penulis
berbakat Indonesia tentu merupakan jaminan tersendiri. Selamat berburu
novel Perahu Kertas Ya!
Langganan:
Postingan (Atom)